Keadaan Seorang Mukmin
on Kata-Kata Mutiara
Al-Hasan al-Bashri rahimahumallah mengatakan,
“Manusia terdiri dari tiga golongan: mukmin, kafir, dan munafik. Orang mukmin, Allah Subhanahu wata’ala memperlakukan mereka sesuai dengan ketaatannya. Orang kafir, Allah Subhanahu wata’alatelah menghinakan mereka sebagaimana kalian lihat. Adapun orang munafik, mereka ada di sini, bersama kita di rumah-rumah,
jalan-jalan, dan pasar-pasar. Kita berlindung kepada AllahSubhanahu wata’ala. Demi Allah, mereka tidak mengenal Rabb mereka. Hitunglah amalan jelek mereka sebagai bentuk ingkar mereka kepada Allah Subhanahu wata’ala. Sungguh, tidaklah seorang mukmin memasuki waktu pagi melainkan dalam keadaan cemas, meski telah berbuat baik. Tidak pantas baginya selain demikian. Ia pun memasuki waktu sore dalam keadaan khawatir, meski telah berbuat baik. Sebab, dia berada di antara dua kekhawatiran:
• Dosa yang telah berlalu; dia tidak tahu apa yang akan Allah Subhanahu wata’ala lakukan terhadap dosanya (apakah diampuni atau tetap dibalasi dengan azab, -red.).
• Ajal yang tersisa (dalam hidupnya); dia tidak tahu kebinasaan apa saja yang akan menimpanya pada masa yang akan datang.”
(Mawa’izh al-Hasan al-Bashri, hlm. 57—58)
………….
http://asysyariah.com/permata-salaf-keadaan-seorang-mukmin/
“Manusia terdiri dari tiga golongan: mukmin, kafir, dan munafik. Orang mukmin, Allah Subhanahu wata’ala memperlakukan mereka sesuai dengan ketaatannya. Orang kafir, Allah Subhanahu wata’alatelah menghinakan mereka sebagaimana kalian lihat. Adapun orang munafik, mereka ada di sini, bersama kita di rumah-rumah,
jalan-jalan, dan pasar-pasar. Kita berlindung kepada AllahSubhanahu wata’ala. Demi Allah, mereka tidak mengenal Rabb mereka. Hitunglah amalan jelek mereka sebagai bentuk ingkar mereka kepada Allah Subhanahu wata’ala. Sungguh, tidaklah seorang mukmin memasuki waktu pagi melainkan dalam keadaan cemas, meski telah berbuat baik. Tidak pantas baginya selain demikian. Ia pun memasuki waktu sore dalam keadaan khawatir, meski telah berbuat baik. Sebab, dia berada di antara dua kekhawatiran:
• Dosa yang telah berlalu; dia tidak tahu apa yang akan Allah Subhanahu wata’ala lakukan terhadap dosanya (apakah diampuni atau tetap dibalasi dengan azab, -red.).
• Ajal yang tersisa (dalam hidupnya); dia tidak tahu kebinasaan apa saja yang akan menimpanya pada masa yang akan datang.”
(Mawa’izh al-Hasan al-Bashri, hlm. 57—58)
………….
http://asysyariah.com/permata-salaf-keadaan-seorang-mukmin/
https://pustakahudaya.wordpress.com/2015/03/13/buku-fiqh-bersuci-dan-sholat-sesuai-tuntunan-nabi/
BalasHapus